Misteri seputar pembunuhan mantan Presiden AS John F Kennedy (JFK) di Dallas tahun 1963 memunculkan analisa mengejutkan. Para peneliti dari Universitas AM Texas mengungkapkan, Jumat (18/5), JFK tewas bukan karena aksi penembakan tunggal tetapi karena ada tembakan yang secara bersamaan dilepaskan pelaku lain dalam insiden tersebut.
Pengungkapan itu menepis teori selama ini bahwa Lee Harvey Oswald merupakan satu-satunya penembak JFK. “Para peneliti menunjukkan bukti yang digunakan untuk menepis teori keberadaan pembunuh kedua (second assassin) secara mendasar tidak kuat,” tulis William Tobin, penulis laporan penelitian itu seperti dipublikasikan Annals of Applied Statistics.
Tobin, yang mantan agen FBI dan ahli forensik, bekerja sama dengan ahli peluru Cliff Spiegelman untuk meneliti kembali serpihan dari lima peluru yang diambil setelah pembunuhan JFK, dengan metode ilmiah terbaru.
Temuan mereka membantah pengakuan Komite Penyelidik untuk Pembunuhan di DPR AS tahun 1978 di mana Dr Vincent Guinn mengatakan serpihan peluru itu menandakan pembunuhan itu menggunakan dua butir peluru dari jenis amunisi yang tidak biasa. “Analisa kami menunjukkan serpihan peluru bukannya jarang ditemukan, seperti yang dilaporkan,” bantah Tobin, mengisyaratkan pembunuh JFK bukan satu orang. afp/dey
Kanker, Istirahat dari Jabatan PM Myanmar
Yangon - Pemerintah militer Myanmar, Jumat (18/5), menunjuk seorang jenderal senior untuk menjadi pemimpin pemerintahan setelah PM Myanmar Soe Win diistirahatkan sementara karena harus menjalani perawatan akibat penyakit kanker. Soe digantikan Thein Sein yang menduduki peringkat ke lima dalam struktur kepemimpinan militer, harian New Light of Myanmar melaporkan.
Pergantian sementara Soe menjawab pernyataan pemerintah yang sebelumnya membantah PM Myanmar itu sakit dan menjelaskan Soe menderita leukemia. Soe, 50, merupakan pejabat militer yang pernah merencanakan pembunuhan atas pemimpin oposisi, Aung San Suu Kyi, pada Mei 2003. Setelah rencana itu, Suu Kyi dikenai tahanan rumah sampai sekarang. Meski masa penahanan itu dijadwalkan berakhir 27 Mei ini, pemerintah militer diperkirakan akan memperpanjangnya lagi. Para pengamat memperkirakan pergantian Soe tidak akan berdampak besar bagi dinamika pemerintahan karena kekuasaan tertinggi tetap dikendalikan Jenderal Than Shwe dan junta militer Myanmar. afp/dey
Terancam, Reinhado Tolak Menyerah
Pemimpin tentara desertir Timor Leste yang masih buron, Alfredo Reinhado, mengaku tidak akan menyerah kepada pemerintah yang menuduhnya bertanggung jawab atas kekerasan berdarah tahun lalu. Dalam wawancara khusus yang dirilis Associated Press, Jumat (18/5), Reinhado mengaku terancam bila ia menyerahkan diri.
“Mereka (pemerintah) tidak menghendaki saya menyerah. Mereka ingin saya mati,” tegas Reinhado dalam wawancara pertama sejak kemenangan Jose Ramos Horta pada pilpres 9 Mei silam. Reinhado meminta agar tanggal dan tempat wawancara tidak diungkapkan. “Selama saya masih hidup, saya dianggap masalah bagi mereka,” katanya.
Seperti sebelumnya, Presiden Horta yang dikonfirmasi masih menolak memberi jawaban namun mengisyaratkan dia siap bernegosiasi dengan Reinhado yang menjadi tantangan utama pemerintahannya mendatang.
“Saya menunggu surat dari Reinhado. Setelah itu saya akan mengatur pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan PBB, pasukan keamanan internasional, pemerintah dan parlemen untuk membahas langkah ke depan,” kata Horta. Perlawanan dan wacana anti-Australia yang didengungkan Reinhado menjadikannya lambang perlawanan bagi pemuda Timor Leste. Kemampuannya untuk tetap dalam pelarian sekaligus menerima wawancara dengan media, telah mempermalukan pemerintah. “Kita bukan jajahan Australia. Apa yang mereka lakukan di sini? Australia jangan mengira bisa menjadikan Timor Leste seperti Papua Nugini dan negara-negara Pasifik lainnya,” katanya.
sumber www1.surya.co.id
Kirim Email Mengenai Tulisan Ini